Usaha Ternak Puyuh Masihkah Ampuh?
Posted on by M. Arief B. Sansevieria
Ternak puyuh merupakan usaha yang kian hari serasa kian berkembang. Peminatnya pun semakin ramai saja. Salah satu indikasi keadaan tersebut adalah banyaknya pencarian terkait dengan ternak puyuh di dunia maya.
Mungkin tidak bisa menjadi tolok ukur di dunia nyata, akan tetapi greget usaha ternak puyuh serasa menggelora, di tengah himpitan harga yang kadang bikin seolah lemas tak bertenaga. Namun semangat peternak tidak pernah luruh, berbagai cobaan pakan naik harga telur turun, seperti jamu atau obat untuk meningkatkan kesehatan semangat usaha bidang pangan ini.
Karena itu jika ditanya: usaha ternak puyuh masihkah ampuh? Jawabannya jelas: masih ampuh. Kenapa?
Biarpun masih agak jauh dari kebutuhan pokok hajat hidup orang banyak, usaha ternak puyuh tidak akan surut. Terus berkembang dan makin memasyarakat. Seiring dengan berbagai artikel yang mengedepankan pentingnya kandungan gizi telur puyuh baik untuk janin sampai lansia. Ketika masa balita sedang dalam pertumbuhan, asupan gizi dan aman banyak berasal dari telur puyuh. Begitu secara ringkasnya dari berbagai sumber yang selama ini saya telaah. Karena itu saya percaya, usaha ternak puyuh masih tetap ampuh dan prospektif.
Di atas sempat saya singgung mengenai “agak jauh” dengan kebutuhan hajat hidup orang banyak.
Ya, usaha ternak puyuh merupakan andil salah satu produksi pangan yang agak jauh dari kebutuhan pokok hajat hidup orang banyak. Karena itu di lain majelis, menjadi pertimbangan saya juga untuk mengakui dan menilai bahwa usaha ternak puyuh kurang populer dibanding ternak lele, ternak sapi, ternak kambing, dll. Karena memang tingkat minat konsumen ya seperti itu, berimbas pada tingkat minat usahanya.
Selain itu, adakah telur puyuh dalam daftar sembako? Di sembilan bahan pokok itu jarang atau bahkan tidak ada yang menyertakan telur puyuh. Silahkan lihat juga ketika pembagian sembako gratis, ada telur puyuhnya tidak??
Kenyataan-kenyataan tersebut bisa dijadikan indikasi bahwa telur puyuh belum benar-benar memasyarakat. Terlepas dari alasan kurang variatifnya jenis masakan berbahan telur puyuh, atau kurang praktisnya dalam mengolah telur puyuh. Yang jelas masih kurang sosialisasinya telur puyuh berakibat pada perkembangan usaha ternak puyuh itu sendiri. Begitu pandangan saya.
Hal lain lagi, bisa dimaklumi bila semacam Asosiasi Peternak Puyuh Indonesia dalam perhatian pemerintah terkait, porsinya berbanding jauh dengan asosiasi ternak unggas yang lain. Karena ternak puyuh masih terhitung jauh dari kebutuhan pokok hajat hidup masyarakat. Semoga telur puyuh segera merangsek menjadi bagian dari sembako. Sehingga usaha ternak puyuh semakin tambah kian ampuh.
Salam semangat petani peternak nelayan Indonesia.
Ternak puyuh merupakan usaha yang kian hari serasa kian berkembang. Peminatnya pun semakin ramai saja. Salah satu indikasi keadaan tersebut adalah banyaknya pencarian terkait dengan ternak puyuh di dunia maya.
Mungkin tidak bisa menjadi tolok ukur di dunia nyata, akan tetapi greget usaha ternak puyuh serasa menggelora, di tengah himpitan harga yang kadang bikin seolah lemas tak bertenaga. Namun semangat peternak tidak pernah luruh, berbagai cobaan pakan naik harga telur turun, seperti jamu atau obat untuk meningkatkan kesehatan semangat usaha bidang pangan ini.
Karena itu jika ditanya: usaha ternak puyuh masihkah ampuh? Jawabannya jelas: masih ampuh. Kenapa?
Biarpun masih agak jauh dari kebutuhan pokok hajat hidup orang banyak, usaha ternak puyuh tidak akan surut. Terus berkembang dan makin memasyarakat. Seiring dengan berbagai artikel yang mengedepankan pentingnya kandungan gizi telur puyuh baik untuk janin sampai lansia. Ketika masa balita sedang dalam pertumbuhan, asupan gizi dan aman banyak berasal dari telur puyuh. Begitu secara ringkasnya dari berbagai sumber yang selama ini saya telaah. Karena itu saya percaya, usaha ternak puyuh masih tetap ampuh dan prospektif.
Di atas sempat saya singgung mengenai “agak jauh” dengan kebutuhan hajat hidup orang banyak.
Ya, usaha ternak puyuh merupakan andil salah satu produksi pangan yang agak jauh dari kebutuhan pokok hajat hidup orang banyak. Karena itu di lain majelis, menjadi pertimbangan saya juga untuk mengakui dan menilai bahwa usaha ternak puyuh kurang populer dibanding ternak lele, ternak sapi, ternak kambing, dll. Karena memang tingkat minat konsumen ya seperti itu, berimbas pada tingkat minat usahanya.
Selain itu, adakah telur puyuh dalam daftar sembako? Di sembilan bahan pokok itu jarang atau bahkan tidak ada yang menyertakan telur puyuh. Silahkan lihat juga ketika pembagian sembako gratis, ada telur puyuhnya tidak??
Kenyataan-kenyataan tersebut bisa dijadikan indikasi bahwa telur puyuh belum benar-benar memasyarakat. Terlepas dari alasan kurang variatifnya jenis masakan berbahan telur puyuh, atau kurang praktisnya dalam mengolah telur puyuh. Yang jelas masih kurang sosialisasinya telur puyuh berakibat pada perkembangan usaha ternak puyuh itu sendiri. Begitu pandangan saya.
Hal lain lagi, bisa dimaklumi bila semacam Asosiasi Peternak Puyuh Indonesia dalam perhatian pemerintah terkait, porsinya berbanding jauh dengan asosiasi ternak unggas yang lain. Karena ternak puyuh masih terhitung jauh dari kebutuhan pokok hajat hidup masyarakat. Semoga telur puyuh segera merangsek menjadi bagian dari sembako. Sehingga usaha ternak puyuh semakin tambah kian ampuh.
Salam semangat petani peternak nelayan Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar