Penyakit pada puyuh yaitu snot / coryza yang saya kenal, terlihat
sekali tanda-tandanya pada burung puyuh yang sedang terjangkit. Puyuh
piaraan saya periode awal dulu pernah satu atau dua ekor terkena juga
penyakit snot ini. Saya masih ingat sekali, waktu itu diberitahu oleh
peternak lama, langsung dikeluarkan oleh beliau. Mungkin itu yang
kemudian bikin tidak menyebar.
Keadaan kepala puyuh jelas sekali bengap-bengap seperti kalau orang
berkelahi (jangan ya). Kepalanya membesar dan ada beberapa ciri lainnya.
Namun terus terang saya agak lupa dengan ciri-ciri mendetilnya apa saja. Soalnya sampai sekarang tidak pernah lagi menemui.
Bersyukur hari ini ada informasi penting mengenai tanda-tanda
penyakit snot (coryza) yang banyak menjangkit di ternakan puyuh wilayah
Jawa Barat. Informasi penting ini disempatkan dikirim oleh Bp. Miftah
Farid, SP. Secara implisit yang saya tangkap, termasuk intinya adalah
berhati-hati, bahwa ternyata ada kasus mirip penyakit snot, ternyata
bukan snot.
Demikian apa yang telah diinformasikan oleh Bp Miftah Farid, SP terkait hal tersebut:
Permisi pengelola PUYUH JAYA, sedikit saya ada pendapat masalah penyakit yang menyerang peternak puyuh terutama jawa barat.
1. Ada peternak mengeluhkan adanya Snot/Coryza di
ternak puyuhnya, kemudian mereka beramai-ramai memberikan obat anti
snot/coryza, setelah lamanya pengobatan ternyata tak kunjung sembuh.
walau pun obat anti snot/coryza tersebut dari perusahan terkemuka di
indonesia.
2. Adanya prognosa atau pun diagnosa para peternak terhadap penyakit yang menyerang ternaknya memang cukup beralasan. dengan melihat gejala-gejala klinis, semua orang pasti menduga kearah itu (Snot/Coryza).
3. Sebenarnya kita peternak lupa bahwa gejala-gejala klinis tadi, ada kemiripan dengan CRD, Swollen Head Syndrom (SHS) dll.
selama ini kita memang tidak menggunakan diagnosa banding (deferencial
diagnose) dengan penyakit CRD maupun Swollen Head Syndrom tadi
4. Bagi peternak yang puyuhnya ada gejala mirip snot/coryza bila
setelah pengobatan dengan anti snot/coryza tidak perubahan, terus ada
kematian yang cukup tinggi, penurunan nafsu makan yang tajam diikuti
penurunan produksi. sebaiknya berhati2 ada kemungkinan ternak kita terjangkit Swollen Head Syndrome.
5. Swollen Head Syndrome ini penyebabnya adalah virus,
sehingga penanganannya tidak bisa dengan antibiotika. lain dengan Snot
disebabkan oleh bakteria Haemophillus Gallinarum yang bisa dibunuh
dengan antibiotika.
6. Sekian dulu, mohon maaf kalau ada kesalahan
kata/kalimat dalam penulisan ini, kiranya pengelola PUYUH JAYA. dapat
mengoreksinya lebih dahulu sebelum ditampilkan. sekian terima kasih.
- – - – - – - – - – - – -
Semoga menjadikan manfaat yang sebesar-besarnya.
Salam.
[Puyuh Jaya]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar