Rabu, 19 Februari 2014

Kemitraan Ternak Puyuh Siapa yang Butuh?


Beberapa lama menjadi peternak plasma dalam kemitraan puyuh, khususnya petelur, ada beberapa hal yang menjadi pengamatan saya. Salah satunya adalah faktor “kebutuhan”. Tentu kaitannya di dalam hubungan kemitraan puyuh tersebut: siapa yang butuh? Inti plasma/perusahaan atau plasma/peternak?
Jawabannya akan jelas: sama-sama butuh. Seharusnya memang begitu.
Sama-sama butuh melahirkan kesamaan. Berarti juga keseimbangan. Karena hal ini berada dalam lingkup dunia usaha, maka dalam kemitraan puyuh ini, seyogyanya seimbang atau sama-sama untung. Bagaimana pembahasan selanjutnya dari sudut pandang saya sebagai peternak plasma?
Terus terang saja sebagai peternak plasma dalam kemitraan puyuh ini saya mengakui, saya yang butuh. Khususnya dalam pemasaran telur puyuh yang dikelola oleh inti plasma. Apalagi kemitraan yang saya ikuti ini terbukti bertanggung jawab. Bahkan tiap kali harga telur puyuh sedang “kabruk” atau sedang jatuh-jatuhnya, harga pembelian dari inti plasma ini di atas harga pasar, bahkan di atas harga penjualan.
Katakanlah di masa harga telur puyuh sedang buruk, perusahaan kemitraan lebih sering merugi dalam pembelian telur ke peternak plasma.
Tidak paham bagaimana manajemen perusahaan menerapkan kebijakan tersebut, entah dari dana promosi atau subsidi apa, yang jelas peternak telah merasa diuntungkan.
Perlu dipahami lagi, ibarat mesin sepeda motor, pemasaran adalah kunci yang menggerakkan / menghidupkan mesin. Tanpa kunci pemasaran, hanya akan menjadi mesin yang dingin dan beku. Begitu juga kalau hanya kunci, tapi tak ada mesin yang dihidupkan, sama saja menjadi kunci yang tidak berguna.
Belum tentu semua yang mahir dalam beternak, mahir pula dalam pemasaran. Begitu juga yang mahir dalam pemasaran, belum tentu berhasil ketika menjalankan aktivitas beternak.
Walaupun banyak juga yang mampu kedua-duanya. Untuk itulah dalam kemitraan puyuh ini, peranan inti plasma terutama dalam pemasaran, sangatlah penting bagi peternak plasma.
Dalam hubungan ini ada risiko bagi peternak puyuh yang sudah diambil alih oleh perusahaan inti plasma. Yaitu risiko pemasaran.
Bahkan bukan hanya pemasaran. Sebab jika berbicara pemasaran ansich, terlihat seperti halnya berhubungan dengan pengepul langsung. Jika begitu, sama saja antara pengepul dengan kemitraan. Namun adakah pengepul mau menanggung risiko harga ketika sedang buruk?
Karena itu selain keseimbangan, juga ada keterikatan yang saling membutuhkan. Bolehlah dianggap kemitraan puyuh itu sama dengan pengepul telur puyuh, namun faktor keterikatan dan saling loyal antara peternak plasma dan perusahaan inti plasma, sepertinya tidak ditemukan pada pengepul. Walaupun toh hakikatnya kemitraan sama dengan pengepul. Bahkan pengepul dua arah. Ke dalam dan ke luar.
Pengepul ke luar, ialah mengambil hasil produksi dalam ( peternak plasma ) untuk dijual ke pasaran. Sedangkan seolah menjadi pengepul ke dalam, ialah bahwa peternak plasma adalah pasar atau konsumen tetap dari perusahaan inti plasma, mulai dari bibit puyuh, pakan, juga egg tray.
Setelah mencoba membahas keadaan kemitraan yang hanya dari pengamatan selama ini, boleh dikata antara peternak plasma dan inti plasma adalah sama-sama membutuhkan. Upama peternak plasma mempunyai kemampuan pemasaran sendiri, tentu bisa menjadi peternak mandiri. Demikian juga perusahaan inti plasma, daripada membina kemitraan dengan berbagai risiko yang membayangi, bisa saja membuat lahan yang luas dengan peternakan puyuh yang sangat besar, dikelola sendiri dengan memberdayakan karyawan. Imbang tidak?
Begitulah sekedar cerita dari pengamatan selama ini saya menjadi peternak plasma. Wajar apabila ada sisi positip dan negatip masing-masing pihak. Namun saya kira tidak ada buruknya membina kemitraan. Apalagi dalam bidang puyuh. Konon katanya menjadi salah satu bidang ternak unggas yang “bebas”.
Salam peternak puyuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar